INDUSTRIALISASI
I PENDAHULUAN
Dimulai dari sejarah revolusi industri, Revolusi Industri adalah perubahan teknologi, sosioekonomi, dan budaya pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19Inggris dengan perkenalan mesin uap (dengan menggunakan batu bara sebagai bahan bakar) dan
ditenagai oleh mesin (terutama dalam produksi tekstil). Perkembangan peralatan mesin
logam-keseluruhan pada dua dekade pertama dari abad ke-19 membuat produk mesin
produksi untuk digunakan di industri lainnya. yang terjadi dengan penggantian
ekonomi yang berdasarkan pekerja menjadi yang didominasi oleh industri dan
diproduksi mesin. Awal mulai Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton
menulisnya kira-kira 1760-1830. Pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin bakar dan perkembangan pembangkit tenaga listrik.
Efek budayanya menyebar ke seluruh Eropa Barat dan Amerika Utara, kemudian mempengaruhi seluruh dunia. Efek dari perubahan ini di masyarakatNeolitikum ketika pertanian mulai dilakukan dan membentuk peradaban, menggantikan kehidupan nomadik sangat besar dan seringkali dibandingkan dengan revolusi kebudayaan pada masa itu.
Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.
II PEMBAHASAN
Industrialisasi adalah suatu usaha atau kegiatan atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tamabah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
2.1 Jenis-jenis industrialisasi dibedakan menjadi enam macam, diataranya yaitu ;
a). Golongan industri berdasarkan tempat bahan baku
1. Industri ekstraktif, adalah industri yang bahan baku di ambil langsung dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan, pertambangan, dll.
2. Industri nonekstraktif, adalah industri yang bahan baku di dapat dari tempat selain alam sekitar
3. Industri fasilitatif, adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang akan dijual kepada para konsumennya. Contoh : asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dsb.
b). Golongan industri berdasarkan besar kecil modal
1. Industri padat modal, adalah industri yang dibangun dengan jumlah modal yang besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
2. Industri padat karya, adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoprasiannya.
c). Golongan industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya
1. Industri kimia dasar, contohnya : industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb.
2. Industri mesin dan logam dasar, contohnya : industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dsb.
3. Industri kecil, contohnya : industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll.
4. Aneka Industri, contohnya : industri pakaian, nakanan dan minuman.
d). Golongan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
1. Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2. Industri kecil, adalah industri yang jumlah tenaga kerjanya berjumlah 5-19 orang.
3. Industri menengah, adalah industri yang jumlah tenaga kerjanya berjumlah 20-29 orang.
4. Industri besar, adalah industri yang jumlah tenaga kerjanya berjumlah antara 100 orang atau lebih.
e). Golongan industri berdasarkan pemilihan lokasi
1. Industri yang menitikberatkan pada pasar (market orientet industry), adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong dimana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry), adlah industri yang mendekati lokasi dimana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.
3. Industri yang menitikberatkan pada tenaga kerja (man power oriented industry), adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena biasanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja untuk lebih efektif dan efisien.
f). Golongan industri berdasarkan produktifitas perorangan
1. Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya : produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan.
2. Industri sekunder, adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Contohnya : pemintalan benang sutra, komponen elektronik.
3. Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contohnya : telekomunikasi,transportasi, perawatan kesehatan, dsb.
2.2 Dampak Industrialisasi di Indonesia
Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara yang gandrung memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju (core industry) untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini terjadi karena aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh negara importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau pembuat teknologi. Negara pengadopsi hanya menjadi komsumen dan ladang pembuangan produk teknologi karena tingginya tingkat ketergantungan akan suplai berbagai jenis produk teknologi dan industri dari negara maju Alasan umum yang digunakan oleh negara-negara berkembang dalam mengadopsi teknologi (iptek) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun John Naisbitt yang meyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam ekonomi dan era informasi harus melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan di negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan pembangunan berikutnya.
Pada dewasa ini yang menjadi bahan perdebatan adalah bagaimana menyusun suatu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Semakin meningkatnya populasi manusia mengakibatkan tingkat konsumsi produk dan energi meningkat juga. Permasalahan ini ditambah dengan ketergantungan penggunaan energi dan bahan baku yang tidak dapat diperbarui. Pada awal perkembangan pembangunan, industri dibangun sebagai suatu unit proses yang tersendiri, terpisah dengan industri lain dan lingkungan. Proses industri ini menghasilkan produk, produk samping dan limbah yang dibuang ke lingkungan.Adanya sejumlah limbah yang dihasilkan dari proses produksi, mengharuskan industri menambah investasi untuk memasang unit tambahan untuk mengolah limbah hasil proses sebelum dibuang ke lingkungan. Pengendalian pencemaran lingkungan dengan cara pengolahan limbah (pendekatan end of pipe) menjadi sangat mahal dan tidak dapat menyelesaikan permasalahan ketika jumlah industri semakin banyak, daya dukung alam semakin terbatas, dan sumber daya alam semakin menipis.
Persoalannya kemudian, pada era dewasa ini, apa pun sektor usaha yang dibangkitkan oleh sebuah bangsa maupun kota harus mampu siap bersaing pada tingkat global. Walaupun sebenarnya apa yang disebut dengan globalisasi baru dapat dikatakan benar-benar hadir dihadapan kita ketika kita tidak lagi dapat mengatakan adanya produk-produk, teknologi, korporasi, dan industri-industri nasional. Dan, aset utama yang masih tersisa dari suatu bangsa adalah keahlian dan wawasan rakyatnya, yang pada gilirannya akan mengungkapkan kemampuan suatu bangsa dalam membangun keunggulan organisasi produksi dan organisasi dunia kerjanya.
Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi permintaan akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus mengorbankan ekologi dan lingkungan hidup manusia. Hal ini dapat kita lihat dari pesatnya perkembangan berbagai industri yang dibangun dalam rangka peningkatan pendapatan (devisa) negara dan pemenuhan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia.
Teknologi memungkinkan negara-negara tropis (terutama negara berkembang) untuk memanfaatkan kekayaan hutan alamnya dalam rangka meningkatkan sumber devisa negara dan berbagai pembiayaan pembangunan, tetapi akibat yang ditimbulkannya merusak hutan tropis sekaligus berbagai jenis tanaman berkhasiat obat dan beragam jenis fauna yang langka.
Gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect) akibat menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya gurun, serta melumernnya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan Bumi dapat dijadikan sebagai indikasi dari terjadinya pencemaran lingkungan kerena penggunaan energi dan berbagai bahan kimia secara tidak seimbang (Toruan, dalam Jakob Oetama, 1990: 16 - 20).
Kasus Indonesia Indonesia memang negara “late corner” dalam proses industrialisasi di kawasan Pasifik, dan dibandingkan beberapa negara di kawasan ini kemampuan teknologinya juga masih terbelakang.
Terlepas dari berbagai keberhasilan pembangunan yang disumbangkan oleh teknologi dan sektor indusri di Indonesia, sesungguhnya telah terjadi kemerosotan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan, khususnya pada kota-kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Surabaya, Jakarta, bandung Lhoksumawe, Medan, dan sebagainya. Bahkan hampir seluruh daerah di Jawa telah ikut mengalami peningkatan suhu udara, sehingga banyak penduduk yang merasakan kegerahan walaupun di daerah tersebut tergolong berhawa sejuk dan tidak pesat industrinya.
Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No. 4 Tahun 1982, yakni masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai peruntukannya.
Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat tiga unsur dalam pencemaran, yaitu: sumber perubahan oleh kegiatan manusia atau proses alam, bentuk perubahannya adalah berubahnya konsentrasi suatu bahan (hidup/mati) pada lingkungan, dan merosotnya fungsi lingkungan dalam menunjang kehidupan.
Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya. Berkaitan dengan itu, Amsyari (Sudjana dan Burhan (ed.), 1996: 102), mengelompokkan pecemaran alas dasar:
a).bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya,
b). pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial,
c). pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder.
2.3 SDM Pertanian dan Industrialisasi
SUMBER daya manusia Manusia (SDM) merupakan suatu "modal" penting bagi pembangunan nasional Indonesia disamping modal dasar yang lain. Terutama dalam bidang pertanian perlu diakui bahwa di satu pihak sumber daya kita di tanah air memang sangat besar potensinya. Fakta bahwa negara kita dikenal sebagai negara agraris yang mana mayoritas (hampir 80%) penduduknya adalah para petani. Sementara areal pertanian kita juga cukup luas. Bila potensi seperti ini benar-benar digunakan secara efisien, maka negara kita tidak mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan sebagaimana yang kita alami sekarang ini. Akan tetapi di lain kita tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa kesiapan SDM kita masih sangat memrihatinkan. Dari segi pendidikan, kebanyakan SDM kita belum memiliki dan wawasan yang cukup memadai. Hal terkait dengan sistem pendidikan kita sekarang ini yang masih berorientasi untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang siap pakai memasuki dunia kerja berupah, bukannya untuk menghasilkan "pengusaha" atau untuk menjadi "bos" bagi dirinya sendiri, dalam hal ini menjadi petani yang profesional. Berhubungan dengan sumber daya manusia (SDM) kita yang memiliki banyak kelemahan dalam bidang pertanian inilah maka para petani kita hingga saat ini masih mengalami kesulitan yang sangat besar mengakses pasar, modal, teknologi, manajemen pertanian yang profesional. Bila tidak dapat dibenahi maka ke depan kita tidak dapat bersaing dengan para "pengusaha" dari luar yang nota bene sudah berpengalaman dan memiliki semangat kerja yang tinggi termasuk dalam mengelola bidang pertanian ini. Maka sudah seharusnya menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah untuk membentuk dan memaksimalkan semua potensi SDM pertanian ini sehingga kita semua dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional sekarang ini. Pemberdayaan pertanian Pemberdayaan SDM pertanian yang profesional bertujuan untuk membebaskan petani dari belenggu keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan yang berada di sektor pertanian agar dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Strategi pemberdayaan merupakan dasar yang kuat bagi pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), khususnya dalam mengantisipasi berbagai tantangan dan peluang (opportunity) pada abad globalisasi sekarang ini. Optimalisasi pengembangan potensi SDM pertanian harus dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan seiring dengan dinamika perkembangan zaman dengan berbagai penerapan teknologi pertanian modern. Dalam suasana dinamis itu tentunya segala sesuatu harus lebih baik dari apa yang telah dilakukan dari pertanian tradisional yang bersifat subsisten menuju pertanian modern yang bersifat komersial. Dan apa yang dilakukan harus lebih baik dari apa yang sedang dilakukan saat ini, sehingga senantiasa ada peningkatan secara berkelanjutan khususnya di sektor pertanian itu sendiri. Dalam hal ini diperlukan inventarisasi atas apa yang telah dicapai, tantangan apa yang harus di hadapi dan sasaran apa yang hendak di peroleh (Bdk Harly Agung, 1977). Upaya pemberdayaan para masyarakat petani baik di tingkat nasional maupun lokal dapat diaktualisasikan melalui tiga sisi yaitu: pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan (kondusif) potensi masyarakat berkembang. Kedua, memperkuat potensi atau daya saing yang dimiliki masyarakat; dan ketiga, memberdayakan mengandung arti melindungi kelompok yang kuat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang atau tidak sehat, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah (Bdk, Ginanjar Kartasasmita, 1997). Dengan demikian strategi pemberdayaan SDM pertanian bukan hanya berkaitan denagan persoalan ekonomi semata, melainkan juga menyentuh sekaligus dua aspek, yaitu aspek sosial dan aspek budaya. Pemberdayaan tidak saja menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah sosial dan nilai tambah budaya. Karena pendekatan yang digunakan haruslah pendekatan partisipatif, yaitu dengan melibatkan dan mengikutsertakan para petani kita secara langsung dalam proses pembangunan. Strategi pemberdayaan menempatkan patani bukan sebagai obyek tetapi sebagai subyek pembangunan. Para petani yang merumuskan ide, menetapkan sasaran, merancang dan menempatkan inisiatif dan prakarsa mereka sendiri. Karena di satu pihak petani adalah pelaku pembangunan, sementara di pihak lain, baik pemerintah atau lembaga yang ingin turut membantu, hanyalah sebatas sebagai stabilisator dan dinamisator saja. Pemberdayaan SDM pertanian bukan membuat petani makin bergantung pada program-program pemberian melainkan bersifat kemitraan. Karena tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat petani dan pembangunan kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secra berkesinambungan. Melalui pemberdayaan para petani akan memiliki keyakinan yang lebih besar akan kemampuan dirinya. Pemberian SDM pertanian selain menyelesaikan masalah kemiskinan juga akan membawa masyarakat ke dalam era baru memasuki kehidupan pertanian modern. Para petani akan meninggalkan kebiasaan lama yang tradisional (subsisten) yang tidak relevan dan menghambat kemajuan kehidupannya, menanamkan nilai pertanian modern (komersial) seperti kerja keras, hemat, disiplin, keterbukaan, kebertanggungjawaban dan kemampuan menghadapi persaingan global adalah bagian pokok upaya memberdayakan SDM pertanian tersebut. Pemberdayaan petani membuka pada proses akulturasi yaitu perpaduan nilai-nilai baru dengan lama yang menggambarkan, jati diri suatu masyarakat.
III KESIMPULAN
Dari tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa Permasalahan pertanian di Indonesia selain masalah kebijakan dan efek persaingan global juga diperparah oleh pembangunan fisik yang lebih bersifat "stimulative structural reform". Pada era modern ini pembangunan fisik terkesan lebih berpihak pada kemajuan industrialisasi aplikatif (sebagai andalan penggerak ekonomi nasional). Justru pada saat pundi-pundi utama pendukung industrialisasi tersebut belum sepenuhnya mantap.
Mulai dari penerapan teknologi yang masih lambat, sumber daya manusia yang belum berdaya saing tinggi secara merata, faktor kebijakan dan perlindungan peraturan pemerintah yang masih belajar untuk efektif, hingga iklim keamanan sosial dan kestabilan ekonomi yang masih rentan oleh pengaruh dalam maupun luar negeri.
Di sisi lain pembangunan fisik yang tendensius tersebut justru mengancam eksistensi perkembangan pertanian yang sudah sedia kala menjadi pencaharian utama masyarakat pada mayoritasnya. Pembangunan fisik yang bersifat stimulative structural reform yang dimaksud dalam hal ini mencakup jalan tol, saluran drainase pabrik, tempat pengolahan sampah, sarana berbelanja modern (hypermarket, mall), hingga perumahan kota baru.
IV DAFTAR PUSTAKA
http://jibis.pnri.go.id/informasi-rujukan/indeks-artikel/thn/2007/bln/03/tgl/27/id/994
http://ardhianzahroni.multiply.com/journal/item/1
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Saya memiliki skor kredit yang sangat rendah sehingga upaya saya untuk meminjam dari Bank ditolak. Saya merasa bangkrut sampai-sampai saya tidak mampu membeli tiga kali sehari, dan saya benar-benar bangkrut karena nama saya identik dengan kemiskinan. saya berhutang baik dari teman-teman saya dan juga dari rentenir hidup saya di bawah ancaman saya harus melarikan diri dari rumah dan saya membawa anak-anak saya untuk bertemu ibu mertua saya karena sifat ancaman yang saya terima dari mereka yang meminjamkan saya uang Jadi saya harus mencari cara cepat dan mendesak untuk membayar kembali uang itu dan juga memulai bisnis baru usaha pertama saya sangat mengerikan karena saya ditipu sebesar Rp5.390.020,00 saya harus pindah juga dua minggu kemudian saya kehilangan Rp300.500,00 kepada pemberi pinjaman yang curang jadi saya turun secara finansial dan emosional karena ini yang paling tidak saya harapkan sehingga seorang teman saya memberi tahu saya untuk menghubungi email ini: :( iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com) bahwa saya harus meminta jumlah berapa pun berharap agar Bunda Iskandar selalu menjadi kembali untuk memberikan bantuan keuangan kepada siapa pun yang membutuhkan sehingga saya meminta untuk jumlah Rp850.000.000,00 dalam waktu 24 jam cerita saya berubah untuk selamanya saya membayar semua hutang saya dan saya juga memiliki cukup uang untuk membiayai sendiri bisnis semua terima kasih kepada teman saya yang memperkenalkan saya kepada ibu khususnya dan juga kepada Ibu Iskandar pada umumnya untuk mengubah rasa malu saya menjadi terkenal
BalasHapusAtas perkenan: ISKANDAR LESTARI LOAN COMPANY
Email: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com)